Banyak cerita yang
dapat diketahui dan dipelajari dari masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi
sangatlah unik karena memiliki beberapa pencampuran budaya mulai dari portugis,
cina arab dan lain-lain. Salah satu contoh dari proses kulturasi adalah musik
gambus dan marawis yang diadopsi dari musik yang beraliran dari Arab.
Masyarakat Betawi sangat terkenal dengan kereligiusanya dan gaya bicara yang diujung katanya selalu
dirubah menjadi huruf E.
jamkumpul.blogspot.com |
Jika ingin mengenal
lebih jauh tentang budaya Betawi ada salah satu daerah Jakarta bernama Setu Babakan, tempat ini
terletak di Jl Muhammad Kahfi II- Srengseng sawah Jagakarta, Jakarta Selatan.
Suasana dan budaya betawi langsung terasa setelah masuk ke gerbang yang sangat
besar. Ketika baru masuk kedalamnya kita dapat melihat di kanan dan kiri jalan,
semua rumahnya masih asli rumah betawi, walaupun ada beberapa rumah yang telah
direnovasi. Tidak jauh dari pintu gerbang kurang lebih 1KM kita dapat menemui
danau Setu Babakan yang disekitar daerahnya banyak yang menjajakan makanan dan
minuman Betawi. Kerak telor dan bir pletok merupakan sebagian makanan dan
minuman yang dijajakan disana.
Bir pletok merupakan minuman asli betawi yang dapat
menghangatkan tubuh. Menurut si penjual hanya namanya saja yang disebut bir
padahal tidak ada kandungan alcohol di minuman ini. Karena semuanya dibuat
menggunakan jahe dan rempah-rempah. Disebut bir karena bisa menghangatkan
tubuh,” kata Naimah si penjual bir pletok di Setu Babakan.
Tidak jauh dari Setu
Babakan terdapat perkampungan Betawi yang dibuat Pemprov DKI Jakarta yang
dimana setiap harinya selalu diadakan acara-acara kesenian Betawi. Di daerah
ini rumah dan lingkunganya masih sama seperti rumah Betawi jaman dulu karena
belum ada renovasi yang dilakukan, karena itu Pemprov DKI memberikan grade A
untuk kawasan ini.
leadership-park.com |
Jokowi akan kembangkan potensi budaya Betawi di Setu Babakan
merdeka.com
|
Gambus dan Marawis
adalah salah satu yang dapat didengarkan setiap harinya, sambil berjalan
mengitari rumah-rumah selalu diiringi oleh lagu dari marawis dan panggung yang
ada di tengah halaman. Namun,
kesemerawutan yang berjualan dan banyaknya pengemis sangat menggangu
pengunjung. Bahkan setiap 10 menit sekali apabila sedang duduk bersantai ada
saja pengemis ataupun pengamen yang menghampiri. Karena banyaknya pedagang juga
lingkunganya menjadi kotor karana banyaknya sampah. “saya sudah berjualan
disini kurang lebih 8 tahun, mau kemana lagi kalo saya tidak berdagang disini,”
ujar Sarmili (48) pedagang kerak telor di perkampungan Betawi. (aji, icon)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !